Wednesday, July 16, 2014

My Wedding Song

Sejak pertama merencanakan acara pernikahan, suami saya berpesan untuk tidak memperdengarkan lagu dangdut. Fortunately, saya juga punya prinsip seperti itu. Hiburan hemat bisa diakali dengan memutar lagu favorit untuk acara pernikahan. Saya mendapat ide ini ketika menghadiri pernikahan teman di Jakarta. Saat itu saya terinspirasi untuk mencontek. Percayalah, sebagus apapun penyanyi yang kita sewa, sepertinya bukan menjadi pusat perhatian utama. Dan jangan menyewa penyanyi terkenal juga, supaya kita tetap jadi pusat perhatian.

Sebelumnya saya memang sudah sepakat untuk tidak menggunakan acara acat, sehingga untuk lagu pengiring saat saya dan suami beserta keluarga memasuki gedung resepsi dan memasuki pelaminan saya memakai A thousand years versi piano&cello. Daan ini dia para artis yang turut memeriahkan acara saya meskipun tidak live performance alias hanya memutar mp3 hehe...


  1. A thousand year - Christina Perry feat Steve Kaze
  2. We could be in love -  KC Conception feat Christian Bautista
  3. A whole new world - Dave Koz & Donna Summer
  4. Mabrouk (english malay version) - irfan makki
  5. Barakallah - Maher Zain
  6. Cinta Silver-Glenn Fredly
  7. Just for You (dinda feat. abdul & the coffee theory)
  8. Janji Suci - yovie & nuno
  9. Sampai Nanti - kahitna
  10. Beauty Is You - abdul & the coffe theory
  11. Menikahimu - kahitna
  12. Ku cinta kau lebih dari kemarin - abdul & the coffee theory
  13. Tak ada yang bisa - Andra n the backbone
  14. untukkku -  Kahitna
  15. Aku Suka Caramu - abdul & the coffee theory
  16. Tetaplah Di Hatiku-Bunga Citra Lestari & Christian Bautista
  17. Amazing You - Abdul & The Coffee Theory
  18. Cerita Cinta - Kahitna
  19. Happy Ending - Abdul & The Coffee Theory
  20. When You Tell Me That You Love Me - diana ross
  21. Finally Found Someone - bryan adams&barbara straind
  22. Frozen In Time - James Gollins
  23. Marry Me - Train
Saya memilih lagu itu berdasarkan isi lagu (penting banget). Selain nyontek daftar lagu teman, inspirasinya saya dapat dari googling, blogwalking, atau bahkan ketika mendengarkan radio di sela perjalanan dinas saya di Surabaya. Filenya? Saya cari download-an gratiss hehe... Feel free for asking, I'll send you the song :)

Friday, July 4, 2014

Pangkas Budget Pernikahan

Menyelenggarakan acara pernikahan sebenarnya tidak ada pakemnya. Sah atau tidaknya sebuah pernikahan bagi saya hanya ditentukan oleh aturan agama, yaitu ijab qabul. Tapi pada kenyataannya kita tidak bisa sama sekali menghilangkan acara pernikahan, minimal walimatul ursy (syukuran).

Bagaimana acara pernikahan yang ideal (baca: resepsi) sebenarna tergantung standar dan prinsip masing-masing. Ada yang perfeksionis ingin semuanya sempurna seperti mainstream, mengikuti acara yang seperti biasanya. Ada juga yang punya aliran sendiri. Saya sendiri termasuk orang yang tidak terlalu terpaku pada mainstream/pakem yang dipakai. Jadi saya menghemat budget acara pernikahan dengan cara ini:

1. Acara Adat
Disadari atau tidak, menggunakan acara adat menambah biaya jasa rias pengantin. Saya sendiri tidak terlalu suka untuk menggunakan rangkaian acara acat karena gak match sama sekali dengan baju yang saya pakai. Untuk hal ini, setidaknya saya menghemat biaya Cucuk Lampah.



2. Seragam Panitia
Jika kita tidak menggunakan jasa Wedding Organizer atau Event Organizer profesional, pasti tetap memerlukan bantuan dari keluarga, tetangga, dan teman dekat untuk membantu kelancaran acara. Jika demikian, acara resepsi pernikahan yang mewah dan meriah biasanya langsung terlihat dari baju seragam yang dipakai panitia. FYI, membelikan baju seragam untuk panitia menguras dompet dan juga energi untuk berburu kain murah di tempat-tempat hot macam pasar Mayestik. Solusinya, saya membeli korsase untuk tanda panitia.

3. Souvenir 
Entah siapa yang mulai merintis untuk memberikan souvenir pada acara pernikahan. Sebenarnya fungsi souvenir ini adalah sebagai ucapan terima kasih atas kehadiran tamu. Dan satu lagi, jika ada tamu yang tidak bisa hadir dan menitipkan kado kepada rekannya, souvenir ini berfungsi sebagai bukti bahwa titipannya sudah disampaikan. Nah, saya menghemat souvenir dengan mencari tempat yang menjual souvenir dengan harga murah. Tidak perlu mahal, yang penting berkelas. Asal kita telaten mencari, pasti ada.


4. Hiburan
Sejak pertama merencanakan acara pernikahan, suami saya berpesan untuk tidak memperdengarkan lagu dangdut. Fortunately, saya juga punya prinsip seperti itu. Hiburan hemat bisa diakali dengan memutar lagu favorit untuk acara pernikahan. Saya mendapat ide ini ketika menghadiri pernikahan teman di Jakarta. Saat itu saya terinspirasi untuk mencontek. Percayalah, sebagus apapun penyanyi yang kita sewa, sepertinya bukan menjadi pusat perhatian utama. Dan jangan menyewa penyanyi terkenal juga, supaya kita tetap jadi pusat perhatian.

5. Katering
Salah satu komponen biaya acara pernikahan adalah konsumsi. Karena alasan praktis, kebanyakan orang memakai jasa katering. Untuk menyiasati budget, hitung dengan tepat berapa tamu yang hadir. Jika perlu, prediksikan berapa yang pasti datang, yang kira-kira datang, yang pasti tidak datang. Hal ini sangat membantu untuk menghitung berapa porsi makanan yang dipesan. Untuk mempermudah, kita bisa menghitung menggunakan Microsoft Excel.

6. Vendor Alternatif
Jangan terpaku pada vendor yang disediakan sepaket dari WO. Saya mencari penyewaan sound system dari luar WO dan mendapatkan harga setengahnya. Dan, menurut mas Didit dari Kibdy Ayu, kualitasnya jauh lebih bagus dari sound system rekanannya. Malah, mas Didit mau ajak kerja sama untuk acara yang berlokasi di Gombong.

7. Pinjam Teman
Baju pengantin yang biasanya dibuat khusus bisa juga dipinjam dari teman. Saya sendiri mendapat pinjaman jilbab dan aksesorisnya. Dan, banyak yang bilang bagus!! Tidak hanya baju, kotak hantaran untuk acara seserahan pun sebenarnya bisa dipinjam dari teman, asal kondisinya masih bagus. Percayalah, tidak akan ada yang ngeh kalo itu barang pinjaman selain kita dan pemilik barangnya.

Monday, June 30, 2014

Review Vendor Make Up dan Baju Pengantin (by Kibdy Ayu)

Setelah acara selesai dan berlangsung dengan lancar, saya merasa harus menulis tentang mereka yang sudah banyak membantu dalam acara pernikahan saya. Kali ini saya mau cerita tentang vendor make up dan dekorasi. Karena foto yang masih indent alias belum ada di tangan saya, hanya ada foto ini (hiks..hiks) yang bisa diupload.

More than 100 likes!!

Sesuai cerita saya sebelumnya, Kibdy Ayu membuatkan baju pengantin sesuai keinginan saya dengan model gamis. Ide memakai baju gamis muncul karena saya ga mau ribet susah jalan kalo pakai kain. Mungkin sedikit nyentrik yah, sampai bos saya di kantor nanyain, memang dibolehin sama orang tua? Hihi..maklum lah, mungkin bos saya masih kental dalam tradisinya sebagai orang Batak.

Baju pengantin saya pertama kali fitting dua minggu sebelum hari H. Saat itu, bajunya belum diberi payet, bordir di lengan juga belum ada. Kelihatan biasa banget. Satu lagi yang kurang pas, model roknya mengembang seperti baju pengantin model Barbie. Padahal, model yang saya mau seperti ini:

Saya mau yang pink!

Dalam waktu dua minggu saya minta Kibdy Ayu untuk memperbaiki modelnya. Sempet hopeless juga karena waktu sudah semakin mepet, sampai-sampai terpikir untuk pakai baju putih saja. Tapi, Kibdy Ayu menyanggupi untuk memperbaiki sesuai model awal dan menyelesaikan tepat waktu.

Akhirnya H-2 bajunya selesai. Fyi, baju pengantin itu biasanya jika dilihat kurang bagus, tetapi setelah difoto, hasilnya lebih bagus dari penampakan aslinya, hehe. Soalnya, saya agak kecewa waktu lihat hasil bajunya, tapiii setelah lihat penampakan foto dan video di weddingclip, hasilnya amazing, hihi...

Make up dari Kibdy sebenarnya bagus, asal kita teliti dan cermat memilih style yang akan kita pakai. Misalnya, saya mau jilbabnya tidak banyak aksesoris. Yang sering saya lihat, pengantin di Gombong atau Kebumen seringkali lebay: pakai bunga, hiasan logam, hiasan mutiara, dan hiasan lain. Sepertinya semua hiasan dipakai hehe. Kalo yang itu, katanya pakemnya makin rame makin bagus. Naaah kalo saya kan pakemnya less is more, hihi..alias simple is beauty. Jadi saya ga banyak pakai aksesoris (minta ga pakai bunga hidup untuk hiasan jilbab). Ditambah lagi, jilbabnya dapat sponsor pinjaman dari temen (baca ceritanya di sini), lengkap dengan hiasannya juga. Aaaahh senang sekali waktu mba Iib dari Kibdy bilang, hiasannya bagus... Sebelum hari H, saya sudah minta test makeup seperti prosedur yang banyak dilakukan di Jakarta. Test makeup berguna banget untuk melihat make up apa yang cocok untuk wajah kita dan sesuai dengan keinginan kita. Standar make up Kibdy memakai Ultima. Dari hasil test makeup itu, kami mengevaluasi bersama hasil test makeupnya. Hasilnya? Banyak yang bilang "cantik", "pangling".

Anyway, memilih Kibdy Ayu untuk makeup pada hari pernikahan buat saya memuaskan. Thanks mba Iib :)




"Kebayanya bagus"



"Cantik bgt mba, pangling"


"Bajunya bagus"

"Mba Rizka kmrn cantik bingiiit"

"Cantiiiiikkk, Subhanallah"

"Cantik banget, manglingi, bajunya jg bagus"

"Cantiknyaaa, bajunya baguuss"

"Cantik banget"

Cantikkk bgt Riz"

Wednesday, June 25, 2014

Review Vendor Weddingclip by Brainmultimedia

Dari hasil pengalaman saya blogwalking mencari referensi tentang persiapan pernikahan, saya berkesimpulan bahwa dari seluruh pernak pernik kemeriahan acara pernikahan, satu-satunya yang masih tersisa setelah acara adalah dokumentasi. Yup..karena hanya itu yang bisa disimpan seterusnya.

Sewaktu kakak saya menikah bulan April 2013 di Purwokerto, dia tidak memakai jasa video shooting. Kenapa? Karena biasanya video shooting tidak akan sempat ditonton seluruhnya karena durasinya lama dan membosankan. Maklumlah, melihat isinya seperti mengulang proses berlangsungnya acara.

Berawal dari melihat video pernikahan (yang populer disebut weddingclip) milik Dian Pelangi berikut ini, saya membulatkan tekad untuk tidak menggunakan video shooting standar.




Selain weddingclip milik Dian Pelangi, ada juga satu weddingclip yang gak kalah keren dan soo touching:



Saya sempat googling dan nemu vendor penyedia jasa pembuatan weddingclip yang bagus dan lokasinya ada di Yogyakarta, namanya Poetrafoto. Gak cuma video, tapi juga wedding photography yang lain dari baisanya, angle-nya memang unik. Tapiii setelah email2an dengan CS nya, gak kuat lihat harganya apalagi ditambah biaya akomodasi jika TKP ada di Gombong...hasilnya setara dengan paket rias dan dekorasi hahaha

Berbekal bismillah, akhirnya memberanikan diri tanya ke Kibdy Ayu, kira-kira ada gak vendor di Gombong atau Kebumen yang bisa buat video seperti itu... Apalagi ketika saya ditanya, kenapa item video shooting dihapus dari paket? Sekalian aja saya cerita apa yang saya mau dan ternyata Kibdy Ayu punya kenalan video maker di Kebumen.

Setelah dihubungkan dengan Mas Andy, saya kasih contoh wedclip yang saya mau. Terus, setelah deal harganya (yang mau tau harganya, PM aja yah hehe), kami berkomunikasi mengenai konsep videonya mau seperti apa. Weddingclip ini meskipun hanya 5-7 menit, tapi pengambilan gambarnya harus banyak dan angle nya harus lain dari biasanya. Imbasnya, kamera harus canggih dan crewnya juga harus ditambah dari video shooting biasa.

H-3, tepatnya hari Rabu, saat saya sudah mulai mengambil cuti, kami memulai proses pengambilan gambarnya. Karena rangkaian acara pernikahan saya sederhana, tidak ada acara adat, jadi mas Andy membuat wedclip saya dengan rangkaian seperti berikut.
  1. Pengambilan gambar property pernikahan: cincin, baju putih, sandal, baju resepsi.
  2. Adegan berkirim Whatsapp (adegan ini candid buat mas suami hehe).
  3. Pemasangan henna di tangan saya.
  4. Persiapan akad nikah (di rumah saya dan di rumah suami)
  5. Acara seserahan
  6. Prosesi akad nikah
  7. Acara resepsi
  8. Testimoni teman-teman
Sewaktu shoot baju akad nikah: totalitas!
 Seminggu setelah acara pernikahan saya, mas Andy sudah menyelesaikan wedclip saya. Tetapi dari wedclip itu masih ada beberapa yang saya minta untuk diedit. Mas Andy setuju untuk memperbaiki wedclip atau dengan kata lain membuat versi keduanya berdasarkan masukan saya.


Setelah saya upload ke FB, surprisenya....tanggapan teman-teman lumayan bagus. Cekidot:

31 likes!!



They said: bagus, merinding, cantik, romantis, so sweet, keren

They said: cantik, artis, hihihi

She said: so nice!
Ada yang naksir loh



Paling bagus di antara bikinan mas Andy :)

Only from simple thing


Sunday, May 11, 2014

Mau Menikah: Seperti Apa Rasanya?


Menjelang acara pernikahan, tak jarang orang-orang sekitar saya bertanya, gimana rasanya mau jadi manten? Deg-degan ga? Hmm…let’s talk about that.

Pertama kali ada yang mengajak menikah, tentu kaget. Yups karena memang rejeki (harta, kemudahan, dan jodoh) tak pernah bisa diduga. Apalagi memang waktu itu saya sedang tidak terlalu memikirkan ke arah sana. Saya sedang mencari kesibukan kursus persiapan IELTS, supaya kegalauan tidak bertambah parah.

Perasaan setelah itu adalah senang. Siapa sih yang ga senang kalo mau menikah? Kecuali orang yang tidak dengan ikhlas menerima pasangannya. Bosan juga kan selama ini menyandang status anak kosan yang ke mana-mana selalu sendiri atau bergerombol bersama geng cewek teman satu kos. Juga ketika sakit dan tidak ada satu pun orang lain yang tahu. Apa iya mau seperti itu terus? Alhamdulillah, saya harus bersyukur punya teman-teman kos yang baik hati dan perhatian.

Lalu giliran berikutnya adalah…merasa berat. Yaa…segera setelah menentukan tanggal pernikahan tentu ada perasaan berat untuk meninggalkan kebiasaan dan rutinitas yang sudah dijalani selama beberapa tahun ini. Tempat tinggal yang dekat dari kantor dan fasilitas umum lainnya dalam hitungan bulan akan berganti dengan tempat tinggal di pinggiran Jakarta. Waktu jalan bersama teman dan me-time saat bersantai tentu akan berganti dengan aktivitas layaknya sebuah keluarga.

Selanjutnya…sedih. Kok? Sedihnya kenapa? Saya pernah tiba-tiba merasa sedih selepas shalat. Entah kenapa perasaan sedih itu muncul. Perasaan sedih karena memiliki status sebagai istri berarti memiliki kewajiban yang berbeda dengan status sebagai anak. Sedih karena merasa belum bisa memberi banyak pada orang tua, padahal  sebentar lagi akan menjadi hak suami, tinggal menghitung waktu mundur. Saat ijab qabul diucapkan nanti, saat itulah tanggung jawab orang tua terhadap kita berpindah kepada suami. Dan otomatis, kewajiban kita pun lebih berat kepada suami.

Ada perasaan berat karena artinya tidak boleh lagi menceritakan semua permasalahan yang dihadapi kepada orang tua (ibu) seperti yang biasa dilakukan. Selain itu, sebagai istri tentu harus menuruti perkataan suaminya karena ridho-Nya telah berpindah dari orang tua ke suami. Ada juga perasaan takut. Takut menghadapi kehidupan yang akan dijalani nanti. Takut tidak bisa menjalani peran dengan baik sebagai istri dan, insya Allah, sebagai ibu nantinya.

Terlepas dari itu semua, saya mencoba memahaminya dari sisi lain. Mungkin kita hanya melihatnya dari sisi orang tua yang merasa ditinggalkan oleh anak perempuannya yang akan menikah. Tetapi, bentuk kehilangan itu harus dipahami dari sisi yang pergi. Anak perempuan yang akan menikah berarti menjalani kehidupan baru, yang selama ini diidamkan dan ditunggu saatnya oleh orang tua.

Ada rasa sedih memang. Tapi saya juga bahagia karena akhirnya bisa memberikan kebahagiaan yang sebenar-benarnya untuk orang tua saya. Aamiin. Insya Alloh.

Saturday, May 10, 2014

My White Dress


Disclaimer: cerita ini merupakan kelanjutan dari cerita sebelumnya, Finally Planned: Baju Akad Nikah

Akhirnyaa..setelah menunggu cukup lama dengan kesabaran dan usaha ekstra, jadi juga baju akad nikah saya. Sebelum saya kasih teaser baju akad nikah, saya mau cerita tentang perjuangan saya menunggu hingga baju saya selesai dikerjakan.

Sabtu, 5 April 2014
Seperti yang telah disebutkan di nota, baju saya ditulis jadi tanggal 3 April 2014. Sebelumnya, sewaktu memesan, Bang Izzi (si penjahat, eh penjahit, hehe) memang menyatakan lama pengerjaan 2 minggu. Jadi dengan penuh percaya diri saya ngajak mas cami ke Mayestik untuk menemani ambil bajunya. Pas udah sampai sana, saya ketemu Bang Izzi. Dan ternyata saudara-saudara…kain yang saya serahkan 2 minggu lalu masih belum diapa2kan. Dengan polosnya si abang ini bilang…

“Oh mau dijadiin aja?”
“Iya bang, kan kemarin katanya lama pengerjaan 2 minggu. Di sini juga tulisannya selsai 3 April jadi saya ke sini tanggal 5 lho”
“Iya tadinya mau dibikin kalo udah dekat harinya aja takutnya nanti badannya jadi berubah gitu”
“Kalo saya sih selama ini belum pernah berubah drastis berat badannya, ada juga tambah kurus. Kalo tambah gemuk jarang banget, apalagi ngurusin beginian kayanya tambah kurus.”
“Jadi mau dijadiin aja?” (Gubrakkk masih nanya begini)
“Iya bang dijadiin aja”
“Kita bikin dulu ya, nanti di fitting dulu kalo udah oke nanti diselesaikan aplikasi segala macem. Coba nanti sekitar tanggal 15an lah.”
“Ya udah hari sabtu aja ya bang.”
“Iya.”

Kami pulang dengan perasaan agak kesal. Kenapa si abang Izzi menuliskan pesanan jadi tanggal 3 April di nota tanpa menceritakan proses fitting. Sabaarrr

Sabtu, 18 April
Dengan semangat 45 saya datang lagi ke sana. Saya lihat baju putih dipasang di manekin. Itu pasti punya saya.



Setelah ketemu bang Izzi, saya fitting baju pertama. Ini dia hasilnya:



Masih keliatan biasa banget dan membuat badan saya jadi gemuk. Dan lagi, saya agak kuatir, kalo motif lace-nya hanya sedikit yang keliatan karena badan saya kan kecil. Tapi bang Izzi bilang nanti ditutup motif lace lagi kalo ada sisa. Hmm..jadi agak nyesel juga kenapa ga beli brokat prada yang tebal dan full motif.
Setelah fitting selesai, kami ngobrol tentang pas atau tidaknya baju itu di badan saya. Sepertinya lengannya terlalu sempit. Jadi saya minta dilonggarkan lagi supaya agak bebas bergerak. Dasar aneh ya, mau jadi pengantin atau mau akrobat hahaha.

Dari fitting ini, untuk badan tidak ada masalah. Jadi bang Izzi bilang langsung diselesaikan saja. Dia bilang satu minggu bisa selesai. Alhamdulillah bisa cepat, pikir saya.

Sabtu, 26 April 2014
Saya dan mas cami ke Mayestik lagi. Thanks him, for being patience in accompanying me. Hihi… Masnya masih sabar nemenin.

Pas sampai depan tokonya, alangkah terkejutnya saya liat baju saya lagi dikerjakan oleh pegawainya. Pegawainya sedang memasang aplikasi lace untuk bagian pinggang dan leher. Daan yang bikin saya makin kesel, kata pegawainya bang Izzi ga ke toko. Huaaa…pengen marah. Baju belum jadi, dan orangnya melarikan diri. Huh…

Tapi saya kasian sama pegawainya yang ga tau apa-apa dan ga menjanjikan apapun pada saya. Akhirnya saya amati baju saya sedang dikerjakan. Pegawainya menawarkan saya untuk fitting lagi. Kali ini ga ada fotonya karena agak emosi hihi.

Pas liat kondisi baju saya saat itu, malah jadi dapat ide. Waktu itu obi di pinggang belum dipasang, masih lagi pasang aplikasi lace di pinggul. Tapi saya udah kagum sama hasilnya yang keliatan elegan banget dibandingkan waktu fitting pertama. Sayang banget kalo aplikasi yang cantik itu harus ditutup dengan obi seperti rancangan awal.

Gak berapa lama, bang Izzi datang. Saya langsung tanya, gimana kalo ga pake obi aja? Katanya, memang lebih bagus kalo ga pakai obi. Akhirnya kami sepakat untuk mengubah model. Selain itu, saya juga mengulangi detil yang lain, bagian mana saja yang diberi payet dan juga hiasan pita.

Pas saya tanya, kapan selesainya? Katanya seminggu lagi. Bang Izzi juga minta tambahan DP untuk beli payet. Ya sudah lah, saya kasih 300 ribu lagi.

Sabtu, 3 Mei
Ke Mayestik lagiiii. Dan memang kesabaran mas cami teruji di sini, hihi.

Saya tidak mau kecewa lagi karena membuang waktu padahal baju belum jadi. Sebelum saya ke Mayestik, bang Izzi sudah saya sms dan katanya “udah selesai, ditunggu ya”. Tapiii apa gerangan?

Saya ke sana jam 11an dan bang Izzi belum datangkata pegawainya. Payet di pinggang, pergelangan tangan, dan leher sudah dipasang. Tetapi pas lihat bagian belakang, pinggangnya polos tanpa payet. Alamaak..bagaimana kalo begini. Katanya payet dipasang sebentar bisa ditunggu hingga selesai. Trus saya tanyakan juga perihal hiasan pita di pundak. Pegawainya ini benar-benar ga tau hiasan seperti apa yang saya maksud. Huaaa…pengen marah tapi ga bisa.

Mas cami menenangkan saya yang emosi. Daripada ditunggu tapi hasilnya ga rapi, lebih baik ditinggal saja dan nanti diambil saat udah selesai. Pas cari tanggal kapan mau ke Mayestik lagi, bingung juga. Karena minggu depan saya baru pulang dari Surabaya dan minggu depannya lagi saya pulang ke rumah. Saya langsung tegaskan aja, hari senin saya balik lagi sepulang dari kantor. Saya ga mau ambil resiko kalo saya ambil minggu depan ternyata belum selesai juga. Saya juga sms bang Izzi supaya diselesaikan senin.

Senin, 5 Mei
Jam 3.30 sore bang Izzi sms saya katanya belum selesai karena tukang payetnya anaknya sakit.

“Maaf Rizka, bajunya belum bisa diambil karena tukang payetnya anaknya sakit. Nanti kalo udah selesai, saya kabari”
“Iya bang, tapi sudah selesai semua dengan pita juga kan? Kira-kira kapan selesainya?” (saya gak minta selesai cepat, selalu menyerahkan waktunya ke bang Izzi yang mengerjakan)
“Okeee”
“Kapan selesainya ya bang? Jangan lama2 ya bang soalnya mau dibawa ke rumah utk test make up.”
“Iya nanti dikabari kalo udah selesai”

Gondok tingkat dewa. Benar ibu saya bilang ada perumpamaan “seperti janji penjahit” hahaha

Sabtu, 10 Mei
Sehari setelah pulang dari Surabaya, saya ke Mayestik. Kali ini sendiri karena mas cami masih dinas di Ambon. Saya gak berharap banyak, meskipun di smsnya bang Izzi bilang sudah selesai semua.

Pas liat baju putih di manekin, saya agak tenang. Itu dia baju saya. Pitanya juga sudah ada. Saya fitting lagi terakhir kali sebelum membereskan urusan dengan Uda yang satu ini. Alhamdulillah tidak ada masalah. Hanya bajunya memang agak kotor, berwarna kekuningan terutama di bagian bahu jelas sekali. Maklumlah sudah berapa kali baju itu diproses ke sana kemari sampai akhirnya selesai.

Fiuhhh.. akhirnyaaa perjuangan panjang selesai juga dengan dihantarkannya baju itu ke Londre untuk di-dryclean dengan tarif sebesar 78 ribu rupiah, sodara-sodara.

Hasil pengerjaan saya akui memang bagus, nilai 8 skala 10 (karena dari desain awal masih ada yang kurang: kancing variasi di bagian resleting). Tapi yang saya ga tahan adalah janjinya yang seringkali ngaret.

Ini dia fotonya dari beberapa angle:


Tampak Belakang


Detil payet mutiara nya suka bangeet :)

Aksen payet tabur di dada

Aksen payet tabur di dada


Friday, May 2, 2014

Unforgettable Moment



Sebelum saya diterima mejadi PNS, saya sempat mengajar di sebuah bimbingan belajar di Purwokerto. Saya mengajar matematika untuk SMP kelas 2 dan SMA kelas 2. Maklum saja, masa-masa menjadi jobseeker memang mengalahkan segala ketakutan dan rasa grogi ketika mencoba hal baru. Di bimbel tempat saya bekerja, jika pengajar tidak disukai oleh siswa, maka berdasarkan kebijakan bimbel, pengajar tersebut tidak diperpanjang masa kerjanya. Yang menentukan umur kita bekerja di bimbel adalah siswa.

Menghadapi siswa kritis di Purwokerto ternyata jauh dari bayangan saya yang menghabiskan masa SD sampai SMA di kota kecil. Siswa saya rata-rata aktif. Aktifnya bisa berarti dua hal, bersemangat belajar atau mencari pengalihan karena kurang suka dengan mapel yang saya ajarkan yang kata sebagian orang menjadi momok yang menyeramkan.

Ada beberapa cerita lucu selama tiga bulan saya mengajar di sana. Ada siswa yang memamerkan kepiawaiannya bermain sulap dan saya diminta menjadi volunteer untuk diuji coba hehe. Ada juga siswa yang sering cerita mengenai BBF, dan itu artinya saya harus mengupdate kamus gaul saya mengenai nama-nama artis Korea hihi. Juga tak ketinggalan ada siswa yang sering meledek saya jika diantar jemput oleh teman cowok ketika datang mengajar.

Perpisahan dengan siswa-siswa yang terkesan mendadak  menjadi awal perkerjaan saya sekarang ini. Saya dipanggil untuk bekerja lebih cepat dari yang saya duga. Dan saya masih ingat betul beratnya perpisahan dengan anak-anak yang memiliki mata yang haus akan ilmu itu. 
Saya suka sekali melihatnya. Ada kepuasan manakala bisa menghapus dahaga mereka karena keingintahuannya. Dan, masih saja. menjadi guru adalah impian terbesar saya.

Untuk para pengajar: Selamat Hari Pendidikan Nasional.