Monday, August 26, 2013

The Passport


Rencana mengikuti pelatihan di Beijing, Cina memang bagi saya terkesan sangat mendadak. Bayangkan saja, surat undangan baru diterima dua minggu sebelum dimulainya pelatihan padahal ada dokumen yang harus diurus untuk keberangkatan. Saya mendapat undangan resmi dari Unesco hari Kamis (22 Agustus 2013). Setelah itu saya diminta mengirimkan scan copy paspor saya. Panitia mengingatkan bahwa untuk pergi ke Cina diperlukan paspor yang valid paling tidak untuk enam bulan ke depan. Saya kemudian menanyakan ke bagian perjalanan dinas luar negeri di kantor sekaligus untuk mengurus visa. Untuk masalah visa ini, sepertinya tidak ada masalah karena perjalanan dinas kurang dari 30 hari tidak memerlukan visa, hanya perlu ijin keluar dari pemerintah RI melalui Sekretariat Negara.

Perjalanan dinas ke luar negeri pada umumnya menggunakan paspor dinas yang berwarna biru. Meskipun dapat juga menggunakan paspor pribadi yang berwarna hijau, akan lebih mudah dan praktis jika menggunakan paspor dinas. Hal ini benar-benar saya rasakan ketika ikut pelatihan ke Hanoi. Jika menggunakan paspor biru, kita tidak perlu antri bersama wisatawan dan orang awam untuk melewati pemeriksaan di bagian imigrasi. Pemegang paspor biru  memiliki antrian tersendiri, dan tentu saja lebih singkat dari antrian pemegang paspor hijau. Di samping itu, petugas imigrasi biasanya tidak terlalu ketat dalam memeriksa pemegang paspor biru.


Paspor biru pun tidak begitu saja dibuat untuk pertama kalinya. Mengurus paspor biru penuh dengan persyaratan adminsitrasi dan birokrasi. Dulu, saya harus menyertakan undangan dari panitia yang menyelenggarakan acara di luar negeri. Sumber dananya pun harus jelas, apakah dibiayai panitia, instansi tempat bekerja, ataukah membiayai sendiri. Hal ini mungkin menjadi perhatian karena banyaknya sorotan terhadap perjalanan dinas luar negeri.

Keikutsertaan saya dalam pelatihan ini rencananya dibiayai oleh Kemenristek melalui program pemagangan di luar negeri. Saya tidak cuma-cuma mendapatkannya. Saya harus membuat proposal agar dapat dibiayai selama mengikuti pelatihan ini. Sumber pembiayaan menjadi hal yang penting untuk mendapatkan ijin keluar dari Sekretariat Negara. 

Untuk memperpanjang paspor, saya diminta menyerahkan pas foto berlatar putih ukuran 4x6. Bagian yang mengurus dokumen ini member info bahwa dokumen dijanjikan akan selesai hari Selasa, 3 September 2013 karena antrian di Setneg cukup padat. What a rush day >.<

Sempat terpikir oleh saya, apakah memang jadi berangkat ke Cina? But, just do the best, and then God will do the rest.

No comments:

Post a Comment