Saturday, February 22, 2014

My (Surprising) Wedding Gown



Hari ini kami dapet kesempatan liat contoh dekornya di Gedung Setda Kebumen. Saya, ibu, dan adik saya ketemuan sama mas Didit dan mba iib di sana, sekalian liat dekornya. Dari situ kami baru dianter ke kantor Kibdy Ayu WP setelah mereka selesai menjalankan tugas.

Pertama kami ngobrol-ngobrol sebentar tanya kebaya yang bawahnya rok karena saya pengin jilbab yang panjang seperti yang ada di Rizky Salon. Alternatifnya pake kebaya dan bawahnya rok model baby doll tapi ga pake pettycoat. Tapi…warnanya agak kurang suka. Ternyata yang dimaksud kemarin soft pink sama abu-abu itu warna peach sama soft tosca. Wkwkwk…

Yah..jadi pesimis lagi nih.. ternyata baju yang baru ga sesuai selera. Satu-satunya harapan ya mau sewa gamis aja ke Rizka Salon. Kenapa niat sewa gamis? Soalnya di Kibdy Ayu bisa nambah panggung free of charge, satu hal yang saya kuatirin sejak ibu booking gedung itu. Masalah wedding clip, model make up dan style jilbab juga udah diomongin panjang sama Kibdy Ayu.

Di sela-sela kami ngobrol, ibu saya nyeritain kalo saya ga betah pake kain (padahal orang Jawa yah? Hahaha). Iya, soalnya susah jalannya. Bahkan ketika saya nanti jadi pengantin, rasanya males aja pake kain yang sempit, kalo memang ada alternatif. Tapi utamanya sih karena kebaya atasnya yang full pressed body dengan jilbab yang pendek. Terus, jadi iseng bilang, coba bikin baju pengantin tapi gamis, karena ga semuanya suka kebaya..dan lagi kalo gamis ga perlu pake manset, dandannya juga ga kelamaan.

Alhamdulillah banget, mba iib bilang, boleh aja kalo mau dibikinin. What? Hal pertama yang saya cek adalah..charge. Soalnya di Rizka Salon kan kena charge. Tapii…katanya ga nambah biaya, soalnya emang lagi bikin beberapa baju, huaaa…*peluk mba iib.

Terus, mba iib nanyain modelnya mau kaya apa. Waaaa saya ga siap dengan peralatan perang (foto2 maksudnya, hehe). Sebelum umroh, foto2 yang ga penting di hp saya diungsikan sementara di laptop supaya memory nya cukup buat foto2.

Di saat mati gaya begitu, mba iib nyodorin majalah Java Wedding yang isinya banyak banget model kebaya. Nah..saya ditunjukin beberapa model gamis pengantin:




Tadinya mau pilih modelnya yang peach, soalnya asli ini “aku banget”, simpel dan elegan. Tapi dipikir-pikir kok lebih pas buat akad ya… kayanya yang peach terlalu simpel. Setelah berunding dengan adik saya (she is my fashion consultant haha), kami memutuskan modelnya seperti yang pink.



Pas ditanya warna, saya bilang ga mau biru dan gold. Mba iib bilang, bagus yang soft soalnya biar lace-nya kelihatan dan pas sama modelnya. Ga tau kenapa saya pilih soft pink. Mungkin karena warna itu udah jelas tergambar di majalah, jadi ga kesulitan membayangkan hasilnya. Tapi saya nanya juga, kalo gitu mas cami pake baju warna apa? Kasian kalo liat cowok pake baju pengantin pink. Sarannya mba iib sih pake warna abu-abu trus rompi dalamnya pink. Jadi, saya minta baju gamisnya ada kombinasi abu-abunya, payet abu-abu gitu..supaya serasi sama baju cowoknya. Masalah ukuran, mba iib juga ga masalah, soalnya kata dia, badan saya ukuran patung haha. Ahh mba iib bisa aja deh..

Waaah lega bangeet dapet kemudahan semacam ini. Alhamdulillah Allah memudahkan.

Thursday, February 6, 2014

Berapa Rupiah untuk Umroh



Setelah saya share postingan tentang kejutan kecil sebelum berangkatumroh, ada beberapa teman yang bertanya kisaran biaya umroh. Sebenarnya kisaran biaya umroh sangat beragam, tapi baiklah saya ingin ikut menyumbang referensi untuk yang satu ini.

Kalo boleh saya cerita agak melebar, awal mula saya tahu ibadah yang satu ini ya sejak kerja di Jakarta. Tahun 2010 teman kantor yang satu tim dengan saya berangkat umroh bersama keluarganya. Saat itu, biayanya berkisar antara 15 juta rupiah.

Nah sekarang tahun 2014 kena berapa?

Sewaktu saya cari biro perjalanan, salah satu pertimbangan adalah teknis pemberangkatan. Orang tua, om, dan tante posisi berada di Jawa Tengah sedangkan saya posisi berada di Jakarta. Saya mencari biro perjalanan yang bisa mengkondisikan kami sekeluarga (berenam) agar bisa mendaftar sendiri-sendiri tetapi nantinya bisa ditempatkan di satu kamar.

Alhamdulillah, pilihan kami jatuh ke Neekoi Wisata. Agen biro perjalanan ini masih ada hubungan keluarga dengan orang tua. Saya bisa mendaftar di Jakarta, sedangkan orang tua bisa mendaftar di Jogjakarta. Nanti kami akan ditempatkan di satu kamar (saya, ibu, dan 2 tante dalam satu kamar, sedangkan bapak saya dan om dalam satu kamar).

Awalnya kami berencana berangkat awal Februari. Biaya yang dikeluarkan untuk pemberangkatan awal Februari sebesar 2100 USD ditambah biaya handling bagasi sebesar 1 juta rupiah (dihitung dari Jakarta). Moda keberangkatan untuk orang tua saya adalah pesawat (Jogja-Jakarta). Ini perlu dipikirkan juga karena ada biro perjalanan yang menggunakan travel untuk perjalanan ke Jakarta. Pastinya ini bikin capek perjalanan (sangat!).






Biaya untuk pemberangkatan dari Jogjakarta ditambah 150 USD, sedangkan untuk pemberangkatan dari Medan ditambah 250 USD. Besarnya kurs USD terhadap rupiah dihitung berdasarkan hari pembayaran. Tetapi, pihak agen kemudian memberi kabar bahwa sedang ada promo sehingga biaya yang dikeluarkan cukup 2000 USD saja tanpa tambahan 1 juta rupiah. Alhamdulillah dapat diskon yeeyy!

Lalu duit segitu dapat apa saja?

Pertama, pesawat. Pesawat dari Jogja menuju Jakarta pakai Garuda kelas ekonomi. Trus dari Jakarta pakai Singapore Airlines. Rutenya: Jakarta – Singapura, transit, Singapura – Jedah – Riyadh. Rute sebaliknya berlaku untuk perjalanan pulang. Jenis pesawat juga perlu diperhatikan karena perjalanan yang panjang, penerbangan 9 jam. Saya sempat tanya-tanya ke satu biro, mereka menggunakan pesawat Business Air. Biar lebih mantap, coba cek dahulu peringkat maskapai diSkytrax. Sekedar gambaran, Garuda Indonesia termasuk kategori bintang empat. Sedangkan Singapore Airlines termasuk kategori bintang lima hehehe.

Kedua, dari Riyadh ke Jeddah menggunakan bus AC, perjalanan ini ditempuh selama 6 jam.

Ketiga, hotel. Jatah hotel untuk paket kami sekamar berempat. Selalu tanyakan jarak hotel dengan masjid Nabawi (di Madinah) dan masjidil Haram (di Mekkah). Semakin dekat jarak hotel biasanya semakin mahal. Jika dapat harga murah, tanyakan dulu jarak hotel dengan masjid. Ini penting karena tujuan kita di sana adalah untuk beribadah. Jika hotel jauh dari masjid, tentunya membuat kita repot untuk bolak-balik ke masjid.

Keempat, makan 3 kali sehari menu masakan Indonesia prasmanan di hotel. Selama di pesawat, dapat makan dari maskapainya. Trus selama perjalanan di bus, dapat makan nasi kotak. Untuk perjalanan dalam kota (city tour) dapat kue dan air mineral.

Kelima, paket perlengkapan: koper kecil, buku doa, mukena, jilbab (untuk pria: kain ihrom).

Keenam, handling bagasi, artinya kita tidak perlu angkat-angkat koper selama di perjalanan dan di sana. Koper akan dibawakan sampai ke depan kamar hotel.

Dan yang ketujuh, satu buah alquran Madinah sebagai kenang-kenangan. Alquran Madinah punya keistimewaan lebih tipis dan ringan dibandingkan dengan alquran cetakan Indonesia lho.



Saran saya sih..selagi mempersiapkan biaya untuk umroh bisa dimulai dengan menabung dalam bentuk USD ataupun logam mulia. Soalnya untuk mengantisipasi kenaikan kurs rupiah terhadap USD. Dengan begitu, kenaikan kurs tidak akan memperlama target pengumpulan dana untuk umroh.

Semoga bermanfaat.