Friday, July 4, 2014

Pangkas Budget Pernikahan

Menyelenggarakan acara pernikahan sebenarnya tidak ada pakemnya. Sah atau tidaknya sebuah pernikahan bagi saya hanya ditentukan oleh aturan agama, yaitu ijab qabul. Tapi pada kenyataannya kita tidak bisa sama sekali menghilangkan acara pernikahan, minimal walimatul ursy (syukuran).

Bagaimana acara pernikahan yang ideal (baca: resepsi) sebenarna tergantung standar dan prinsip masing-masing. Ada yang perfeksionis ingin semuanya sempurna seperti mainstream, mengikuti acara yang seperti biasanya. Ada juga yang punya aliran sendiri. Saya sendiri termasuk orang yang tidak terlalu terpaku pada mainstream/pakem yang dipakai. Jadi saya menghemat budget acara pernikahan dengan cara ini:

1. Acara Adat
Disadari atau tidak, menggunakan acara adat menambah biaya jasa rias pengantin. Saya sendiri tidak terlalu suka untuk menggunakan rangkaian acara acat karena gak match sama sekali dengan baju yang saya pakai. Untuk hal ini, setidaknya saya menghemat biaya Cucuk Lampah.



2. Seragam Panitia
Jika kita tidak menggunakan jasa Wedding Organizer atau Event Organizer profesional, pasti tetap memerlukan bantuan dari keluarga, tetangga, dan teman dekat untuk membantu kelancaran acara. Jika demikian, acara resepsi pernikahan yang mewah dan meriah biasanya langsung terlihat dari baju seragam yang dipakai panitia. FYI, membelikan baju seragam untuk panitia menguras dompet dan juga energi untuk berburu kain murah di tempat-tempat hot macam pasar Mayestik. Solusinya, saya membeli korsase untuk tanda panitia.

3. Souvenir 
Entah siapa yang mulai merintis untuk memberikan souvenir pada acara pernikahan. Sebenarnya fungsi souvenir ini adalah sebagai ucapan terima kasih atas kehadiran tamu. Dan satu lagi, jika ada tamu yang tidak bisa hadir dan menitipkan kado kepada rekannya, souvenir ini berfungsi sebagai bukti bahwa titipannya sudah disampaikan. Nah, saya menghemat souvenir dengan mencari tempat yang menjual souvenir dengan harga murah. Tidak perlu mahal, yang penting berkelas. Asal kita telaten mencari, pasti ada.


4. Hiburan
Sejak pertama merencanakan acara pernikahan, suami saya berpesan untuk tidak memperdengarkan lagu dangdut. Fortunately, saya juga punya prinsip seperti itu. Hiburan hemat bisa diakali dengan memutar lagu favorit untuk acara pernikahan. Saya mendapat ide ini ketika menghadiri pernikahan teman di Jakarta. Saat itu saya terinspirasi untuk mencontek. Percayalah, sebagus apapun penyanyi yang kita sewa, sepertinya bukan menjadi pusat perhatian utama. Dan jangan menyewa penyanyi terkenal juga, supaya kita tetap jadi pusat perhatian.

5. Katering
Salah satu komponen biaya acara pernikahan adalah konsumsi. Karena alasan praktis, kebanyakan orang memakai jasa katering. Untuk menyiasati budget, hitung dengan tepat berapa tamu yang hadir. Jika perlu, prediksikan berapa yang pasti datang, yang kira-kira datang, yang pasti tidak datang. Hal ini sangat membantu untuk menghitung berapa porsi makanan yang dipesan. Untuk mempermudah, kita bisa menghitung menggunakan Microsoft Excel.

6. Vendor Alternatif
Jangan terpaku pada vendor yang disediakan sepaket dari WO. Saya mencari penyewaan sound system dari luar WO dan mendapatkan harga setengahnya. Dan, menurut mas Didit dari Kibdy Ayu, kualitasnya jauh lebih bagus dari sound system rekanannya. Malah, mas Didit mau ajak kerja sama untuk acara yang berlokasi di Gombong.

7. Pinjam Teman
Baju pengantin yang biasanya dibuat khusus bisa juga dipinjam dari teman. Saya sendiri mendapat pinjaman jilbab dan aksesorisnya. Dan, banyak yang bilang bagus!! Tidak hanya baju, kotak hantaran untuk acara seserahan pun sebenarnya bisa dipinjam dari teman, asal kondisinya masih bagus. Percayalah, tidak akan ada yang ngeh kalo itu barang pinjaman selain kita dan pemilik barangnya.

No comments:

Post a Comment