Sebelum saya diterima mejadi PNS, saya sempat mengajar di
sebuah bimbingan belajar di Purwokerto. Saya mengajar matematika untuk SMP
kelas 2 dan SMA kelas 2. Maklum saja, masa-masa menjadi jobseeker memang
mengalahkan segala ketakutan dan rasa grogi ketika mencoba hal baru. Di bimbel
tempat saya bekerja, jika pengajar tidak disukai oleh siswa, maka berdasarkan
kebijakan bimbel, pengajar tersebut tidak diperpanjang masa kerjanya. Yang
menentukan umur kita bekerja di bimbel adalah siswa.
Menghadapi siswa kritis di Purwokerto ternyata jauh dari
bayangan saya yang menghabiskan masa SD sampai SMA di kota kecil. Siswa saya
rata-rata aktif. Aktifnya bisa berarti dua hal, bersemangat belajar atau
mencari pengalihan karena kurang suka dengan mapel yang saya ajarkan yang kata
sebagian orang menjadi momok yang menyeramkan.
Ada beberapa cerita lucu selama tiga bulan saya mengajar di
sana. Ada siswa yang memamerkan kepiawaiannya bermain sulap dan saya diminta
menjadi volunteer untuk diuji coba hehe. Ada juga siswa yang sering cerita
mengenai BBF, dan itu artinya saya harus mengupdate kamus gaul saya mengenai
nama-nama artis Korea hihi. Juga tak ketinggalan ada siswa yang sering meledek
saya jika diantar jemput oleh teman cowok ketika datang mengajar.
Perpisahan dengan siswa-siswa yang terkesan mendadak menjadi awal perkerjaan saya sekarang ini.
Saya dipanggil untuk bekerja lebih cepat dari yang saya duga. Dan saya masih
ingat betul beratnya perpisahan dengan anak-anak yang memiliki mata yang haus
akan ilmu itu.
Saya suka sekali melihatnya. Ada kepuasan manakala bisa
menghapus dahaga mereka karena keingintahuannya. Dan, masih saja. menjadi guru adalah impian terbesar saya.
Untuk para pengajar: Selamat Hari Pendidikan Nasional.
No comments:
Post a Comment