Suntik meningitis menjadi salah satu
persyaratan untuk menjalankan ibadah umroh. Persyaratan ini diminta oleh
pemerintah Indonesia sebagai upaya untuk melindungi warga negaranya yang akan
bepergian ke luar negeri. Meningitis adalah penyakit radang selaput otak yang
endemik di negara-negara benua Afrika, termasuk Saudi Arabia.
Biro perjalanan tempat saya
mendaftar umroh sebenarnya menawarkan suntik meningitis secara kolektif di
kantor bironya bersamaan dengan pelaksanaan manasik pada tanggal 28 Desember
2013. Namun, saya tidak bisa mengikutinya karena sudah berencana pulang pada
liburan Natal kemarin.
Saya pun mencari info jauh-jauh hari
mengenai tempat yang bisa melayani pasien yang ingin suntik meningitis. Mbah
Google menjadi andalan untuk mencari info. Ada sebuah blog yang menuliskan
pengalamannya aat suntik meningitis di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Selatan.
Lokasi tempat tinggal saya memang paling dekat dengan rumah sakit tersebut.
Tanggal 31 Desember saya minta ijin
untuk tidak masuk kantor. Dengan semangat 45 saya berangkat dari kos pukul 7
pagi. Saya juga sudah menyiapkan persyaratan yang harus dibawa berupa fotokopi
paspor dan satu lembar pasfoto 4x6. Saya sampai di RS Fatmawati pukul 8 dan
langsung menuju Griya Husada, tempat di mana pasien bisa melakukan
pembayaran.
Mencari lokasi di komplek RS
Fatmawati yang demikian luasnya, cukup membingungkan. Saya bertanya pada
petugas dan alhamdulillah ternyata dia juga akan menuju Griya Husada. Saya
diantarkan sampai Griya Husada dan ditunjukkan letak kasir untuk membayar biaya
suntik meningitis.
Namun alangkah terkejutnya saya,
sewaktu kasir memberitahu bahwa RS Fatmawati sudah tidak melayani suntik
meningitis sejak enam bulan terakhir. Seketika saya menertawakan diri sendiri,
mengapa tidak mengecek blog yang saya baca (tertanggal Februari 2013). Bahkan
yang lebih sepele pun, saya tidak menelepon Rumah Sakit Fatmawati untuk
memastikannya.
Saya membaca print out blog yang
saya temukan terkait suntik meningitis. Di situ disebutkan alternatif tempat
suntik meningitis ada di Bandara Soekarno Hatta, Bandara Halim Perdana Kusuma,
dan Pelabuhan Tanjung Priuk. Kali ni saya tidak mau kecolongan lagi. Saya
menelepon nomor-nomor yang ada, sembari makan di CFC.
Pertama, saya menelepon Bandara
Soekarno-Hatta. Petugas mengatakan bahwa lokasi untuk SM ada di dekat kantor
Angkasa Pura. Saya tidak mungkin mengejar untuk menuju ke bandara SH. Kedua,
saya menelepon Bandara Halim Perdana Kusuma. Petugas mengatakan bahwa antrian
sudah ditutup padahal saat itu baru jam 8.44 WIB. Saya kemudian bertanya, jam
berapa antrian mulai dibuka. Petugas itu memberi tahu bahwa antrian sudah
dibuka sepagi mungkin, bahkan ada yang sudah mengantri sejak jam 4 pagi.
Jadi lah hari itu saya gagal suntik
meningitis padahal sudah mengajukan ijin ke kantor. Tapi memang perjuangan
tidak pernah mudah. Katanya, ujian sudah dimulai sejak di tanah air. Antrian
paspor, antrian suntik, dan sebagainya…
Saya memilih Bandara Halim saja. Dan
berencana berangkat jam 5 pagi hari kamis besok, hehe.
(cerita lanjutannya ada di sini)
(cerita lanjutannya ada di sini)
No comments:
Post a Comment