Pertengahan Juli 2013. Siang itu saya
membereskan meja kerja. Di antara deretan buku-buku terselip paspor dinas milik
saya. Seorang teman mengingatkan saya untuk tidak menyimpan dokumen penting itu
di sembarang tempat. Sejenak saya luangkan waktu untuk membuka, sekedar
mengenang hampir dua tahun lalu saya dapat kesempatan ke luar negeri untukpertama kalinya, dan tentu saja gratisan. Tertera di lembar informasi, bahwa
paspor saya berlaku sampai dengan 23 November 2013, kurang dari 6 bulan lagi.
“Ya ampun, masa sih.. ini paspor cuma sekali di cap, gak ada satu kali lagi kek
ke mana gitu..biar capnya gak cuma satu..”, saya berseloroh ringan. “Semoga ada
lagi Riz..aamiin, gitu dong..”, teman saya menyahut. “Iya mbak, aamiin.”
Mimpi apa saya semalam, menjelang mudik
lebaran tiba-tiba datang tawaran untuk mengikuti pelatihan di Cina. Apa? Cina?
Ga salah denger kan? Enggak! Hari itu juga saya diminta untuk mengirimkan CV dalam
bahasa Inggris kepada peneliti senior di kantor. Beliaulah yang memberi info pelatihan
ini. Saya hanya tahu pelatihan itu akan berlangsung selama dua minggu di Cina.
Bahkan nama kota tempat di mana pelatihan itu akan diadakan pun saya belum
tahu. But anyway, saya sangat bersyukur, dapat kesempatan untuk pergi ke luar negeri tanpa biaya, meskipun bukan untuk liburan, melainkan untuk perjalanan dinas. Alhamdulillah, I'm very blessed!
Saya tidak begitu saja mendapatkan
kesempatan ini. Bukan. Bukan berarti saya merasa kemampuan saya lebih di atas
teman-teman yang lain sehingga sayalah yang dipilih. Tapi ini lebih karena
“blessing in disguise”, yap, ada hikmah terselubung. Kenapa? Saya adalah
satu-satunya lajang dalam tim saya yang nota bene semuanya perempuan (bukan
bermaksud bias gender ya). Sebenarnya tawaran itu sudah ditawarkan kepada
senior saya. Tetapi, karena mereka sudah berkeluarga dan tidak sanggup untuk
meninggalkan anak yang masih balita, jadi durian itu jatuh kepada saya.
Satu-satunya lajang dalam tim. Menyenangkan bukan?
Maka persiapan pun dimulai.
Hari ini, setelah saya mendapatkan surat
undangan dari panitia, yang diperoleh dengan susah payah karena email yang
beberapa kali gagal terkirim, saya baru bisa mengurus semua kelengkapan dokumen
dua minggu menjelang keberangkat. Pelatihan yang akan saya ikuti adalah
pelatihan dalam rangka Science, Technology, and Innovation Global Assesment
Program yang diadakan oleh Unesco. Saya juga baru tahu bahwa pelatihan di sana
berlangsung selama tiga minggu, bukannya dua minggu, dari tanggal 9 sampai 27
September 2013 di Beijing.
Dan selanjutnya history googling saya
dipenuhi oleh “Beijing”. Saya tidak mau pengalaman yang kurang menyenangkan
sewaktu mengikuti pelatihan di Hanoi terulang lagi. Jika boleh disebut riset,
maka kali ini saya bersungguh-sungguh melakukan riset berjudul “Touchdown Beijing”
No comments:
Post a Comment